Kesalahan Pelaku UMKM Dalam Kelola Uang

 


Oleh : Frisca Novia Sukmawati

Pengelolaan keuangan menjadi salah satu aspek penting bagi kemajuan bisnis. Perkembangan jumlah UMKM dari tahun ke tahun semakin bertambah. Perkembangan UMKM baru terlihat dari sisi jumlahnya saja.

Secara umum, khususnya dalam aspek finansial, hanya sedikit UMKM yang mengalami perkembangan dalam hal kinerja keuangannya. Hal ini tak lepas dari ketidaksadaran pelaku UMKM terhadap pentingnya pengelolaan keuangan perusahaan.

Selain itu lambatnya perkembangan bisnis kalian bisa jadi disebabkan oleh masalah keuangan UMKM yang tak bisa diantisipasi sejak dini. Ini dia beberapa kesalahan pelaku UMKM yang sering banget dilakukan, apa saja ??

1. Mencampurkan Keuangan Pribadi dan Keuangan Bisnis

Memisahkan antara keuangan pribadi dan keuangan bisnis perlu dilakukan untuk membantu menjauhkan Anda dari penyalahgunaan keuangan bisnis. Beberapa kerugian yang akan Anda alami adalah tidak mengetahui angka real dari saldo keuntungan yang Anda dapat dari bisnis Anda.

Jika Anda hanya mengandalkan catatan semata, maka ini tidak akan bekerja dengan baik. Hitungan real cash dan angka di atas kertas bisa berbeda. Selain kerugian dari sisi keuntungan yang tidak terdeteksi, Anda juga akan rugi karena tidak bisa melihat kesehatan keuangan perusahaan.

2. Tidak Mempunyai Catatan Pengeluaran

Para pelaku UMKM harus sudah membuat buku catatan, alur kas atau cashflow berapa pendapatan, laba, pengeluaran dan lain-lain. Dengan mencatat alur kas atau uang yang masuk dan keluar akan meningkatkan pemahaman literasi keuangan dengan sendirinya.

Sehingga catatan cashflow tersebut bisa membuat pelaku UMKM profesional dalam mengelola keuangan bisnisnya. Ingat, hampir semua perusahaan besar bermula dari usaha kecil.

Jika sejak menjadi pelaku UMKM Anda sudah baik mengelola keuangan, maka bukan mustahil ketika perusahaan Anda akan semakin besar, manajerial keuangan perusahaan akan semakin baik.

3. Tidak Memiliki Dana Cadangan

Dana darurat ini biasanya berbentuk tabungan tunai karena sifatnya darurat dan bisa dicairkan kapan saja Anda butuhkan. Selain menabung dan membiayai perusahaan, Anda pun harus memiliki dana darurat untuk keperluan yang tak terduga seperti, kecelakaan kerja, ganti rugi konsumen, supply barang cacat atau mesin produksi tiba-tiba rusak dan lain sebagainya.

Hal-hal tersebut akan lebih mudah diatasi jika kamu memiliki dana cadangan. Dana darurat cukup penting dalam sebuah manajemen keuangan supaya Anda tidak terlibat hutang yang menumpuk.