Insight Bisnis / Variable Costing Adalah Metode Penghitungan Biaya Fleksibel

Variable Costing Adalah Metode Penghitungan Biaya Fleksibel

11 Juli 2025 | marketing

Kasir Pintar

Pernahkah kamu merasa bingung dengan berbagai metode penghitungan biaya dalam bisnis? Salah satunya adalah variable costing. Metode ini bisa jadi solusi untuk memahami biaya yang benar-benar fleksibel dalam operasional bisnismu. Yuk, kita bahas tuntas apa itu variable costing, manfaatnya, dan bagaimana cara menghitungnya!

Apa Itu Variable Costing? Definisi dan Konsep Dasar

Variable costing, atau sering disebut juga direct costing, adalah metode penghitungan biaya yang hanya memasukkan biaya-biaya variabel ke dalam harga pokok penjualan (HPP). Biaya variabel ini adalah biaya yang berubah sebanding dengan volume produksi atau penjualan. Contohnya, biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Lalu, bagaimana dengan biaya tetap? Biaya tetap, seperti biaya sewa gedung atau gaji manajer, diperlakukan sebagai biaya periode dan dibebankan langsung ke laporan laba rugi pada periode terjadinya. Jadi, intinya variable costing memisahkan biaya berdasarkan perilakunya: variabel atau tetap. Apakah kamu sudah mulai punya gambaran?

Perbedaan Utama Variable Costing dengan Absorption Costing

Seringkali variable costing dibandingkan dengan absorption costing. Apa bedanya? Nah, dalam absorption costing, SEMUA biaya produksi, baik variabel maupun tetap, dimasukkan ke dalam HPP. Ini berarti biaya tetap pabrik akan 'menempel' pada setiap unit produk yang dihasilkan. Perbedaan ini berdampak signifikan pada laporan laba rugi dan pengambilan keputusan. Bingung, kan? Bayangkan kamu punya bisnis roti. Dengan absorption costing, biaya sewa oven akan 'dibebankan' ke setiap roti yang kamu jual. Sementara dengan variable costing, biaya sewa oven langsung dicatat sebagai biaya periode.

Manfaat Menggunakan Variable Costing dalam Bisnis

Kenapa sih kita perlu repot-repot pakai variable costing? Ternyata, metode ini punya banyak manfaat, lho! Berikut beberapa di antaranya:

  • Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik: Variable costing memberikan informasi yang lebih relevan untuk pengambilan keputusan jangka pendek, seperti menentukan harga jual, menerima atau menolak pesanan khusus, atau memutuskan apakah akan memproduksi sendiri atau membeli dari pemasok. Dengan mengetahui biaya variabel per unit, kamu bisa lebih mudah menghitung margin kontribusi dan menentukan titik impas (BEP).
  • Analisis Laba yang Lebih Akurat: Laporan laba rugi dengan variable costing menyajikan informasi yang lebih jelas tentang kontribusi setiap produk terhadap laba perusahaan. Ini membantu manajemen untuk fokus pada produk-produk yang paling menguntungkan.
  • Pengendalian Biaya yang Lebih Efektif: Dengan memisahkan biaya variabel dan tetap, manajemen dapat lebih mudah mengidentifikasi area-area di mana biaya dapat dikendalikan dan dihemat.
  • Mempermudah Perencanaan Anggaran: Variable costing mempermudah penyusunan anggaran fleksibel, yaitu anggaran yang dapat disesuaikan dengan perubahan volume produksi atau penjualan.

Jadi, dengan variable costing, kamu bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang profitabilitas bisnismu.

Manfaat Variable Costing dalam Analisis Break-Even Point (BEP)

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, variable costing sangat berguna dalam analisis BEP. Dengan mengetahui margin kontribusi per unit (harga jual per unit dikurangi biaya variabel per unit), kamu bisa dengan mudah menghitung berapa banyak produk yang harus kamu jual untuk menutupi semua biaya tetap dan mencapai titik impas. Rumusnya sederhana: BEP (dalam unit) = Biaya Tetap / Margin Kontribusi per Unit.

Cara Menghitung Biaya dengan Variable Costing: Langkah Demi Langkah

Sekarang, mari kita praktikkan cara menghitung biaya dengan variable costing. Ikuti langkah-langkah berikut:

  1. Identifikasi Biaya Variabel: Tentukan biaya-biaya apa saja yang termasuk biaya variabel. Contohnya, biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead variabel (seperti biaya listrik yang terkait langsung dengan produksi).
  2. Hitung Biaya Variabel per Unit: Bagi total biaya variabel dengan jumlah unit yang diproduksi.
  3. Hitung Margin Kontribusi: Kurangi harga jual per unit dengan biaya variabel per unit.
  4. Susun Laporan Laba Rugi: Susun laporan laba rugi dengan format variable costing. Formatnya berbeda dengan laporan laba rugi tradisional. Dalam laporan ini, penjualan dikurangi dengan biaya variabel untuk mendapatkan margin kontribusi. Kemudian, margin kontribusi dikurangi dengan biaya tetap untuk mendapatkan laba bersih.

Contoh Perhitungan Variable Costing: Studi Kasus Sederhana

Misalnya, perusahaan 'Roti Enak' memproduksi roti dengan data sebagai berikut:

  • Harga jual per roti: Rp 10.000
  • Biaya bahan baku per roti: Rp 3.000
  • Biaya tenaga kerja langsung per roti: Rp 2.000
  • Biaya overhead variabel per roti: Rp 1.000
  • Biaya tetap (sewa, gaji, dll.): Rp 10.000.000
  • Jumlah roti yang diproduksi dan dijual: 5.000 roti

Maka, perhitungannya adalah:

  • Biaya variabel per roti: Rp 3.000 + Rp 2.000 + Rp 1.000 = Rp 6.000
  • Margin kontribusi per roti: Rp 10.000 - Rp 6.000 = Rp 4.000

Laporan laba rugi variable costing:

  • Penjualan: 5.000 x Rp 10.000 = Rp 50.000.000
  • Biaya Variabel: 5.000 x Rp 6.000 = Rp 30.000.000
  • Margin Kontribusi: Rp 50.000.000 - Rp 30.000.000 = Rp 20.000.000
  • Biaya Tetap: Rp 10.000.000
  • Laba Bersih: Rp 20.000.000 - Rp 10.000.000 = Rp 10.000.000

Dengan laporan ini, 'Roti Enak' bisa melihat dengan jelas bahwa setiap roti yang dijual memberikan kontribusi Rp 4.000 untuk menutupi biaya tetap dan menghasilkan laba.

Kelebihan dan Kekurangan Variable Costing: Pertimbangkan dengan Matang

Setiap metode pasti punya kelebihan dan kekurangan. Begitu juga dengan variable costing. Berikut beberapa hal yang perlu kamu pertimbangkan:

Kelebihan:

  • Informasi yang lebih relevan untuk pengambilan keputusan jangka pendek.
  • Laporan laba rugi yang lebih mudah dipahami.
  • Mempermudah pengendalian biaya.
  • Berguna dalam analisis BEP.

Kekurangan:

  • Tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) di beberapa negara.
  • Mungkin tidak cocok untuk perusahaan dengan biaya tetap yang signifikan.
  • Dapat memberikan gambaran yang kurang lengkap tentang biaya produksi secara keseluruhan.

Jadi, sebelum memutuskan untuk menggunakan variable costing, pastikan kamu mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya dengan matang.

Baca Juga : Food Menu Bukan Sekadar Daftar Makanan Tapi juga bisa untuk Pesan Loh !

Baca Juga : App Kasir Terbaik: Tingkatkan Penjualan dan Kelola Stok Lebih Mudah

Kapan Sebaiknya Menggunakan Variable Costing?

Lalu, kapan sebaiknya kita menggunakan variable costing? Metode ini paling cocok digunakan dalam situasi berikut:

  • Pengambilan keputusan internal: Variable costing sangat berguna untuk pengambilan keputusan internal, seperti menentukan harga jual, menerima atau menolak pesanan khusus, atau memutuskan apakah akan memproduksi sendiri atau membeli dari pemasok.
  • Analisis profitabilitas produk: Variable costing membantu manajemen untuk mengidentifikasi produk-produk yang paling menguntungkan.
  • Perencanaan anggaran: Variable costing mempermudah penyusunan anggaran fleksibel.

Namun, perlu diingat bahwa variable costing mungkin tidak cocok untuk laporan keuangan eksternal karena tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di beberapa negara. Untuk laporan keuangan eksternal, perusahaan biasanya menggunakan absorption costing.

Contoh Penerapan Variable Costing dalam Berbagai Industri

Variable costing dapat diterapkan dalam berbagai industri, mulai dari manufaktur hingga jasa. Misalnya, dalam industri manufaktur, variable costing dapat digunakan untuk menghitung biaya produksi per unit dan menentukan harga jual yang optimal. Dalam industri jasa, variable costing dapat digunakan untuk menghitung biaya layanan per jam dan menentukan tarif yang sesuai. Apakah bisnismu termasuk salah satu yang bisa memanfaatkan metode ini?

Variable Costing dalam Industri Manufaktur

Dalam industri manufaktur, variable costing membantu perusahaan memahami biaya produksi yang sebenarnya terkait dengan setiap unit produk. Hal ini penting untuk menentukan harga jual yang kompetitif dan memaksimalkan profitabilitas. Misalnya, sebuah perusahaan yang memproduksi pakaian dapat menggunakan variable costing untuk menghitung biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead variabel yang terkait dengan setiap potong pakaian.

Variable Costing dalam Industri Jasa

Dalam industri jasa, variable costing membantu perusahaan memahami biaya layanan yang sebenarnya terkait dengan setiap jam kerja atau proyek. Hal ini penting untuk menentukan tarif yang sesuai dan memastikan bahwa perusahaan menghasilkan keuntungan. Misalnya, sebuah perusahaan konsultan dapat menggunakan variable costing untuk menghitung biaya tenaga kerja langsung, biaya perjalanan, dan biaya overhead variabel yang terkait dengan setiap proyek konsultasi. Software HR dari PintarHR bisa membantu perusahaan jasa dalam mengelola dan menghitung biaya tenaga kerja dengan lebih efisien.

Software Akuntansi dan Variable Costing: Mempermudah Proses Penghitungan

Untungnya, saat ini ada banyak software akuntansi yang dapat membantu kamu menerapkan variable costing dengan lebih mudah. Software ini dapat secara otomatis mengklasifikasikan biaya sebagai variabel atau tetap, menghitung margin kontribusi, dan menyusun laporan laba rugi dengan format variable costing. Dengan menggunakan software akuntansi, kamu dapat menghemat waktu dan tenaga, serta mengurangi risiko kesalahan dalam penghitungan biaya. Kasir Pintar juga menawarkan fitur-fitur yang mendukung pengelolaan keuangan dan akuntansi bisnismu.

Kesimpulan: Variable Costing, Alat Penting untuk Manajemen Biaya yang Efektif

Variable costing adalah metode penghitungan biaya yang fleksibel dan bermanfaat untuk pengambilan keputusan internal, analisis profitabilitas produk, dan perencanaan anggaran. Meskipun tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di beberapa negara, variable costing dapat memberikan informasi yang berharga bagi manajemen dalam mengelola biaya dan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Jadi, apakah kamu tertarik untuk mencoba variable costing dalam bisnismu? Jangan lupa pertimbangkan baik-baik kelebihan dan kekurangannya, ya! Oh ya, untuk kebutuhan pengelolaan order dan pengiriman, jangan lupa cek layanan dari Blazwa.

Rekomendasi Aplikasi Kasir Android yang Tepat

Biar pencatatan tokomu semakin terorganisir, yuk pakai aplikasi kasir, coba dulu sekarang Gratis 30 Hari Percobaan Loh ! 

Salah satu metode yang mudah dan praktis dalam mencatat penjualan adalah dengan menggunakan Aplikasi Android seperti Kasir Pintar

Kasir Pintar bisa mencatat setiap penjualan dari usahamu dan melakukan beberapa kegiatan seperti :

- Atur stok barang
- Mencatat berbagai macam metode transaksi penjualan
- Laporan usaha lengkap
- Manajemen Pelanggan (CRM)
- Manajemen Karyawan & Cabang Usaha dan masih banyak lagi

Pintar HR: Solusi HRIS Modern untuk Bisnis Masa Kini

Kini hadir! Pintar HR sudah bisa diunduh di Playstore dan siap menjadi solusi terbaik untuk manajemen karyawan yang lebih efisien dan terorganisir. Dengan sistem HRIS berbasis cloud, Anda bisa memantau kehadiran, mencatat rekap absensi, hingga mengelola penggajian secara otomatis dari mana saja.

Kenapa Harus Pintar HR?

✅ Harga Terjangkau – Mulai dari Rp 260 per staff per hari
✅ Diskon 50% untuk pengguna Kasir Pintar Pro
✅ Fitur lengkap: Absensi online, rekap kehadiran, hingga laporan gaji
✅ Memudahkan siklus penggajian, tanpa drama akhir bulan

Solusi Tepat untuk UMKM & Bisnis Bertumbuh

Dengan Pintar HR, Anda tak perlu lagi pusing urus data karyawan manual. Semuanya bisa dilakukan lewat satu aplikasi yang praktis dan efisien. Waktunya upgrade manajemen SDM Anda!

📲 Download sekarang: https://bit.ly/PintarHR
🌐 Info lengkap: pintarhr.com

Artikel Terkait

Kasir Pintar lazyload
Kasir Pintar

Mulai Bisnis
Bersama Kasir Pintar

Jalankan bisnis secara otomatis dengan
Aplikasi Kasir Pintar dan Coba Gratis selama
30 Hari tanpa syarat

Download Sekarang

Lihat Brosur