Strategi penetapan harga adalah elemen krusial dalam dunia bisnis dan pemasaran. Salah satu strategi yang sering digunakan oleh pemilik bisnis adalah penetapan harga dengan angka belakang seperti Rp.299.999. Praktik ini bukan tanpa alasan; ada kekuatan psikologis yang mendalam di balik pilihan ini. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai kekuatan psikologis di balik harga dengan angka belakang Rp.299.999, mengapa strategi ini efektif, dan bagaimana bisnis dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan.
1. Sejarah dan Evolusi Penetapan Harga
A. Asal Usul Penetapan Harga dengan Angka Belakang
Penetapan harga dengan angka belakang, seperti Rp.299.999, telah digunakan selama beberapa dekade. Awalnya, strategi ini diterapkan di pasar ritel Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Penjual menemukan bahwa dengan mengubah harga dari, misalnya, $1,00 menjadi $0,99, mereka dapat meningkatkan volume penjualan secara signifikan.
B. Evolusi Strategi Harga
Seiring berjalannya waktu, strategi penetapan harga ini berkembang dan diterapkan di berbagai negara dan industri. Dalam konteks Indonesia, harga dengan angka belakang seperti Rp.299.999 menjadi umum di berbagai sektor, mulai dari fashion hingga elektronik. Strategi ini juga mengalami adaptasi dengan kemajuan teknologi dan perubahan perilaku konsumen.
2. Psikologi di Balik Angka Belakang
A. Efek Angka Bulat dan Angka Tidak Bulat
- Angka Bulat: Harga dengan angka bulat seperti Rp.300.000 sering kali dianggap lebih mahal oleh konsumen karena terlihat sebagai angka penuh. Angka bulat cenderung memberikan kesan final dan kurang menarik.
- Angka Tidak Bulat: Sebaliknya, harga dengan angka tidak bulat seperti Rp.299.999 memberikan ilusi bahwa harga tersebut lebih murah. Konsumen cenderung fokus pada angka pertama dan mengabaikan angka-angka setelah koma desimal.
B. Prinsip Kognitif dan Persepsi Harga
- Efek Digit Kiri: Konsumen biasanya membaca harga dari kiri ke kanan. Oleh karena itu, angka pertama yang mereka lihat sangat memengaruhi persepsi mereka terhadap harga. Harga Rp.299.999 terlihat jauh lebih murah daripada Rp.300.000 karena konsumen cenderung fokus pada angka "2" di depan.
- Efek Pembulatan Mental: Konsumen sering kali membulatkan harga secara mental. Harga Rp.299.999 sering kali dibulatkan menjadi Rp.299.000 dalam pikiran konsumen, yang memberikan kesan harga yang lebih murah.
C. Ilusi Keuangan dan Nilai Perceived
- Perceived Value: Harga dengan angka belakang menciptakan ilusi nilai yang lebih tinggi. Konsumen merasa mereka mendapatkan penawaran yang lebih baik karena harga terlihat lebih rendah daripada angka bulat terdekat.
- Keputusan Pembelian: Ilusi harga yang lebih rendah dapat mendorong keputusan pembelian impulsif. Konsumen merasa mereka mendapatkan kesepakatan yang lebih baik dan lebih cenderung melakukan pembelian tanpa berpikir panjang.
Baca Juga : Perbedaan Tagline VS Slogan dalam Marketing
Baca Juga : Mengenal Diferensiasi Pentingnya Diferensiasi Produk dalam Pasar yang Kompetitif
3. Strategi Penetapan Harga dalam Praktik
A. Pengaruh Diskon dan Promosi
- Diskon Tambahan: Harga dengan angka belakang sering kali digunakan bersamaan dengan diskon tambahan untuk meningkatkan daya tarik penawaran.
- Promosi Bundling: Penawaran bundling dengan harga yang diakhiri dengan angka belakang dapat membuat konsumen merasa mendapatkan nilai lebih dari pembelian mereka.
B. Pengujian A/B dan Analisis Data
- Pengujian A/B: Bisnis dapat menggunakan pengujian A/B untuk menentukan efektivitas strategi harga dengan angka belakang. Dengan membandingkan penjualan dua versi harga yang berbeda, bisnis dapat melihat mana yang lebih berhasil.
- Analisis Data: Menganalisis data penjualan dapat membantu bisnis memahami bagaimana konsumen bereaksi terhadap harga dengan angka belakang dan mengoptimalkan strategi penetapan harga mereka.
4. Studi Kasus dan Contoh Nyata
A. Studi Kasus: Pengecer Besar
- Walmart: Walmart menggunakan harga dengan angka belakang secara luas dalam strategi penetapan harganya. Harga seperti $9,99 atau $19,97 sering ditemukan di seluruh toko mereka, dan strategi ini terbukti meningkatkan penjualan.
- IKEA: IKEA juga menggunakan strategi harga dengan angka belakang untuk produk-produk mereka. Contoh: harga rak buku dengan harga $49,99 dibandingkan $50,00. Hasilnya, IKEA mampu menarik lebih banyak pelanggan dan meningkatkan volume penjualan.
B. Contoh di Industri E-commerce
- Amazon: Amazon sering menggunakan harga dengan angka belakang untuk produk-produk mereka. Misalnya, harga produk elektronik yang diakhiri dengan angka 99 sen. Strategi ini membantu Amazon tetap kompetitif dan menarik konsumen.
- Tokopedia: Platform e-commerce Indonesia, Tokopedia, juga menerapkan strategi harga ini untuk berbagai produk, meningkatkan penjualan dengan membuat harga terlihat lebih menarik bagi konsumen.
5. Tantangan dan Pertimbangan Etis
A. Tantangan dalam Implementasi
- Kompleksitas Harga: Menggunakan harga dengan angka belakang memerlukan pemahaman yang baik tentang perilaku konsumen dan penyesuaian harga yang cermat.
- Persaingan Pasar: Di pasar yang sangat kompetitif, semua pesaing mungkin menggunakan strategi yang sama, sehingga menonjolkan diri menjadi tantangan.
B. Pertimbangan Etis
- Transparansi Harga: Ada pandangan bahwa penetapan harga dengan angka belakang bisa dianggap menyesatkan konsumen. Oleh karena itu, penting bagi bisnis untuk tetap transparan dalam penetapan harga dan memastikan konsumen merasa mereka mendapatkan nilai yang adil.
- Kepercayaan Konsumen: Membangun kepercayaan konsumen adalah kunci. Jika konsumen merasa bahwa mereka terus-menerus "dipermainkan" oleh strategi harga, mereka mungkin kehilangan kepercayaan pada merek tersebut.
Baca Juga : Mengupas Psikologi Warna Jenis-Jenis dan Implikasinya Dalam Strategi Bisnis
Baca Juga : Menggali Potensi Pelanggan Bagaimana Menganalisis dan Memahami Perilaku Konsumen untuk Pertumbuhan Bisnis
Penetapan harga dengan angka belakang seperti Rp.299.999 adalah strategi yang didasarkan pada prinsip psikologis yang kuat. Dengan memahami efek angka bulat dan tidak bulat, prinsip kognitif dan persepsi harga, serta ilusi nilai yang dihasilkan, bisnis dapat memanfaatkan strategi ini untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan.
Namun, penting juga untuk mempertimbangkan tantangan dan aspek etis dari penerapan strategi ini. Dengan pendekatan yang tepat, transparansi, dan penggunaan data yang cermat, bisnis dapat memaksimalkan manfaat dari penetapan harga dengan angka belakang dan membangun hubungan yang kuat dengan konsumen.
Kelola Bisnis Mu dengan Software Kasir
Selain keuntungan, tahapan di atas, Anda juga harus memperhatikan pencatatan bisnis, agar pengelolaan keuangan bisnis dapat berjalan lebih baik. Salah satunya dengan menggunakan Aplikasi Kasir Pintar .
Sebagai software Kasir, Pencatatan secara digital dapat membantu Anda mengelola keuangan bisnis lebih detail dan akurat, juga membantu Anda untuk memproses produksi dengan lebih baik, mulai dari pencatatan awal pengumpulan modal hingga laporan laba rugi serta keluar masuknya uang kita agar tidak tercampur dengan keuangan pribadi.
Sebagai salah satu software kasir pintar terbaik di Indonesia, Aplikasi kasir pintar memiliki berbagai plugin yang dapat dipakai jika terdapat kebutuhan tambahan. Salah satunya Plugin Business Account yang bertujuan mendapatkan fitur kelola bisnis yang lebih lengkap dengan Aplikasi Kasir pitar Pro.