Apakah Struk Penjualan Begitu Penting Untuk UKM? Ini dampaknya!
Seputar Bisnis | 21 November 2024
Insight Bisnis / Seputar Bisnis / Yuk Cari Tahu! Perbedaan Make to Order dan Make to Stock
23 Mei 2023 | marketing
Ketika memulai bisnis, penting untuk memutuskan strategi produksi yang akan digunakan.
Ada dua strategi produksi yang umum digunakan, yaitu Make to Order dan Make to Stock.
Dalam Make to Order, produk diproduksi setelah menerima pesanan dari pelanggan.
Sebaliknya, dalam Make to Stock, produk diproduksi sebelum ada permintaan atau pesanan dari pelanggan.
Kedua strategi ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga perusahaan harus memilih strategi yang sesuai dengan bisnis mereka.
Artikel ini akan membahas perbedaan antara Make to Order dan Make to Stock, serta kelebihan dan kekurangan dari masing-masing strategi.
Make to Order adalah proses produksi di mana produk dibuat setelah ada permintaan atau pesanan dari pelanggan, menurut definisi dari Investopedia. Model bisnis ini sangat tergantung pada permintaan pelanggan.
Dalam model ini, perusahaan tidak memproduksi barang sebelum ada permintaan atau pesanan dari pelanggan.
Setelah pesanan diterima, produk akan diproduksi sesuai dengan spesifikasi dan kebutuhan pelanggan.
Dengan menggunakan model Make to Order, perusahaan dapat menyesuaikan produk dengan kebutuhan pelanggan sehingga pelanggan dapat memperoleh produk yang diinginkan.
Contoh produk Make to Order termasuk hadiah wisuda, buket bunga, hampers, dan sebagainya.
Make to Stock, menurut Investopedia, adalah proses produksi di mana produk diproduksi sebelum adanya permintaan atau pesanan dari pelanggan.
Produk kemudian disimpan dalam stok atau persediaan dan dijual ketika ada permintaan dari pelanggan.
Dengan demikian, perusahaan tidak perlu menunggu sampai menerima pesanan dari pelanggan karena produk sudah diproduksi dan tersedia untuk dijual kapan saja.
Contoh produk Make to Stock termasuk pakaian, produk FMCG, makanan instan, dan sebagainya.
Baca Juga: Mengenal Prototype Produk: Definisi, Fungsi, dan Contohnya
1. Produksi Berbasis Pesanan
Produk diproduksi berdasarkan pesanan pelanggan, sehingga tidak diproduksi sebelum adanya permintaan. Ini memungkinkan penyesuaian produk dengan kebutuhan pelanggan.
2. Fleksibilitas Produksi
Perusahaan dapat menyesuaikan proses produksi dengan spesifikasi dan kebutuhan pelanggan, serta mengubah atau meningkatkan proses produksi sesuai permintaan pelanggan.
3. Waktu Produksi yang Lebih Lama
Karena produk dibuat setelah ada pesanan, waktu produksi cenderung lebih lama karena persiapan bahan baku dan proses produksi harus dilakukan setelah pesanan diterima.
4. Biaya Produksi yang Lebih Tinggi
Biaya produksi cenderung lebih tinggi karena produk dibuat khusus untuk setiap pesanan, memerlukan persiapan bahan baku dan proses produksi setiap kali ada pesanan.
5. Fokus pada Pelanggan
Model Make to Order menempatkan pelanggan sebagai prioritas utama dengan menyesuaikan produk dengan kebutuhan dan preferensi pelanggan.
1. Produksi Berdasarkan Perkiraan
Produk diproduksi berdasarkan perkiraan permintaan pasar, sehingga diproduksi sebelum ada permintaan. Persediaan dipersiapkan untuk memenuhi permintaan pasar.
2. Efisiensi Produksi
Proses produksi dapat diatur secara efisien karena persiapan produksi dan bahan baku dapat dilakukan sebelum permintaan muncul. Produksi dalam jumlah besar dan dengan biaya produksi yang lebih rendah dapat dicapai.
3. Waktu Produksi yang Lebih Cepat
Karena produk diproduksi sebelum ada permintaan, waktu produksi cenderung lebih cepat karena persiapan produksi dan persediaan telah dilakukan sebelum permintaan muncul.
4. Resiko Persediaan Kosong yang Rendah
Dalam Make to Stock, persediaan yang cukup tersedia untuk memenuhi permintaan pasar, mengurangi resiko kehabisan persediaan dan kehilangan pelanggan.
5. Fokus pada Efisiensi Produksi
Efisiensi produksi menjadi prioritas utama dengan produksi dalam jumlah besar, menghasilkan biaya produksi yang lebih rendah dan peningkatan efisiensi produksi.
1. Customization: Model Make to Order memungkinkan penyesuaian produk dengan kebutuhan dan preferensi pelanggan, meningkatkan kepuasan pelanggan dan daya tarik produk di pasar.
2. Penghematan Biaya Persediaan: Dalam Make to Order, tidak perlu mempertahankan persediaan produk yang tidak terjual, menghemat biaya persediaan dan meningkatkan keuntungan.
3. Pengambilan Keputusan yang Lebih Akurat: Model Make to Order memberikan informasi yang lebih akurat tentang preferensi dan kebutuhan pelanggan, membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat mengenai produk dan pasar.
4. Fleksibilitas: Model Make to Order memungkinkan penyesuaian proses produksi dengan kebutuhan pelanggan, mengikuti tren pasar, dan merespons perubahan permintaan pelanggan dengan cepat.
Namun, metode produksi ini juga memiliki kekurangan:
1. Waktu Produksi yang Lebih Lama: Waktu produksi cenderung lebih lama karena produk dibuat setelah pesanan diterima, dapat mengakibatkan penundaan pengiriman dan menurunkan kepuasan pelanggan.
2. Biaya Produksi yang Lebih Tinggi: Biaya produksi lebih tinggi karena produk dibuat khusus untuk setiap pesanan, memerlukan persiapan bahan baku dan proses produksi.
3. Risiko Penolakan Pesanan: Pelanggan dapat membatalkan pesanan setelah diproduksi jika tidak sesuai dengan kebutuhan, menyebabkan kerugian perusahaan dan gangguan pada persediaan produk.
1. Waktu Produksi Relatif Cepat: Produk diproduksi sebelum permintaan atau pesanan, memungkinkan persiapan persediaan sebelumnya dan pengiriman yang lebih cepat.
2. Biaya Produksi yang Rendah: Produksi dalam jumlah besar mengurangi biaya produksi dibandingkan Make to Order, meningkatkan keuntungan.
3. Resiko Penolakan Pesanan yang Rendah: Persediaan yang cukup mengurangi resiko penolakan pesanan dan kerugian.
4. Efisiensi Produksi yang Tinggi: Persiapan produksi dan persediaan sebelum permintaan muncul meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya.
Namun, Make to Stock juga memiliki kekurangan:
1. Keterbatasan Customization: Produk diproduksi sebelum permintaan, sehingga tidak dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi pelanggan, mengurangi daya tarik di pasar.
2. Biaya Persediaan yang Tinggi: Perlu mempertahankan persediaan produk yang tidak terjual, meningkatkan biaya persediaan dan menurunkan keuntungan.
3. Resiko Kehabisan Persediaan: Perkiraan permintaan pasar dan produksi dalam jumlah besar meningkatkan risiko kehabisan persediaan jika perkiraan salah atau terjadi perubahan di pasar.
Demikian penjelasan mengenai perbedaan metode produksi Make to Order dan Make to Stock dalam bisnis.
Baca Juga: Apa itu Barang Ekonomi? Simak Penjelasannya!
Salah satu metode yang mudah dan praktis dalam mencatat penjualan adalah dengan menggunakan Aplikasi POS seperti Kasir Pintar
Kasir Pintar bisa mencatat setiap penjualan dari usahamu dan melakukan beberapa kegiatan seperti :
- Atur stok barang
- Mencatat berbagai macam metode transaksi penjualan
- Laporan usaha lengkap
- Manajemen Pelanggan (CRM)
- Manajemen Karyawan & Cabang Usaha dan masih banyak lagi
Kamu bisa Coba Gratis selama 30 Hari tanpa syarat, atau jika ingin mendapatkan fitur lengkap gunakanlah Kasir Pintar Pro.
Artikel Terkait
Artikel Populer
Mulai Bisnis
Bersama Kasir Pintar
Jalankan bisnis secara otomatis dengan
Aplikasi Kasir Pintar dan Coba Gratis selama
30 Hari tanpa syarat